Prastikama

Kembali ku duduk di tempat itu sambil ku pandangi langit malam penuh bintang. Tempat itu kini telah menjadi kesenangan ku juga. tak terasa semua telah berlalu lama,telah nyaris enam belas tahun sejak saat itu,saat kedua mata ini mulai terbuka, hari aku di lahirkan , hari dimana saat seorang ayah yang sedang menantikan kehadiranku direnggut, hari saat tiada lagi harapan tersisa, saat –saat  keputus asaan mendalam menyelimuti dan menutup hati semua orang diiringi ketakutan yang teramat dalam.

            Ada yang bilang ini kutukan ada yang bilang keistimewaan ,namun apapun itu tetap saja menyisakan kepedihan. Sebagian besar orang hilang entah kemana,bisa dibilang ini seperti pembersihan alami tapi sangat membingungkan.

         Aku Prastikama lebih kecenya Atika, aku dilahirkan di sebuah desa kecil misterius. Jujur saja aku tak pernah melihat ayahku, tapi bukan berarti tak punya ayah,, beliau tiada tepat saat aku dilahirkan. mungkin itulah alasan dibalik sikap ibuku, mungkin tak bisa terima kehilangan pria yang di cintainya atau mungkin ada hal lain , aku tak tau pasti kenapa. aku memiliki seorang ibu yang berbeda dari yang lain, dengan sikap dingin , tatapan yang tajam , tak pernah meneteskan air mata, dan ekspresinya selalu datar –datar saja, bahkan dia tak pernah bicara dengan nada suara tinggi, bahkan takpernah aku melihatnya tersenyum.

        Suatu hari saat cuaca mulai berawan dan aku baru kembali dari sekolah ku , rumah terlihat sangat sepi , tak seorangpun ku temui di rumah, kedua mata ini mulai memerhatikan dengan seksama dan melihat kesana kemari ,tak mungkin saat ini ibu belum pulang dari kantornya , tapi hanya ada satu ruang tersisa , ruang yang tak pernah ku datangi , lebih tepatnya bisa dibilang ‘ area terlarang ‘ ibu selalu bilang seperti itu, tapi ibu tak mungkin seperti itu dia tak mungkin datang ke tempat yang aku sendiri tak pernah di perbolehkan kesana.

         Waktu terus berlalu dan sekarang tiga jam telah berlalu, sore sudah mulai menepaki malam, gundah gelisah sudah mulai menghampiriku.  aku mulai beranjak dari tempat dudukku hendak mencarinya,tapi tiba-tiba saja ibu turun dari tempat itu ‘ area terlarang ‘ dengan mata sayu dan sedikit sembab seolah menyisakan kepedihan mendalam yang baru saja di luapkan , tampaknya wanita kuat yang tak pernah menangis kini telah belajar kembali meneteskan air matanya, hidungnya tampak memerah , dan belum sempat ku tanya, dengan jurus kilat dia menuruni anak tangga dan masuk ke kamarnya lalu menguncinya. Akhir –akhir ini ku perhatikan sudah dua kali ibu seperti ini ,dengan cuaca dan ekspresi yang sama , dengan cuaca mendung dan sedikit berkabut.

         Tak lama akupun masuk kekamar, sungguh malam yang panjang, hanya ada awan hitam dan sedikit kabut yang bertebaran di udara. Tak ada rasa takut bagiku hanya timbul rasa penasaran yang meronta-ronta menginginkan respon dariku. Jika sekali saja mungkin bisa di maklumi tapi hal itu telah terjadi lagi sekarang , dengan cuaca dan ekspresi yang sama, pikiran ini mulai ngelantur kemana-mana “ apa semua ini?” kata kata itu terbesit di benakku, sepanjang malam aku berpikir keras hingga akhirnya tertidur pulas.

***

            Mentari sudah mulai menampakkan ronanya, ronanya seakan menusuk mataku ,memaksa agar mata ini segera terbuka, aku mulai tersentak dari lelapku, sisa mimpi semalam masih tersisa di benakku. Seorang wanita denga paras persis denganku tetapi dengan pakaian ala bangsawan kuno,  yang lebih mengherankan lagi dia  mengatakan kata- kata yang sulit diterima akalku ,dan mengulang ulang kata kata itu.

            “ kau adalah aku dan aku adalah kau , kau adalah aku yang terlahir kembali di zaman ini, kau adalah Amanda ketujuh, maka kau adalah sang pemusnah ketakutan itu, tapi kau berbeda kau untuk selamanya.... ”

         Jujur saja kalimat pertamanya saja sudah sangat membingungkan “kau adalah aku dan aku adalah kau” itu maksudnya apa sih?? Emangnya kita kembar siam . selintas terpikir untuk bertanya pada ibu tapi , mana mungkin dia mau menjawabnya , itu mustahil. Tapi pasti ada jalan lain ,apa yaa??? Aha aku punya ide , siang ini kalau tidak salah ibu ada jadwal rapat di kantornya,sikap ibu belakangan ini mendorongku masuk pada jurang penasaran dan ku rasa semua jawaban dari pertanyaanku yang tak pernah terjawab ada di tempat itu , tempat yang selalu ibu jauhkan dariku , yang selalu berusaha ibu buat tertutup rapat agar aku tidak pernah berpikir untuk mendatanginya ,tapi kini berbeda tempat itu rasanya kini memanggilku.

         Hari sudah beranjak siang , pastinya ibu sudah berangkat , nun jauh disana diatas tempat yang kini sedang aku pijaki , langkah demi angkah perlahan namun pasti, kunaiki tangga itu hingga aku tepat di depan pintu itu sekarang ,tapi tak semudah itu , pintu itu tampak tua dan tak pernah  di sentuh , anehnya lagi tak ada tempat kunci pada pintu itu , tapi tetap saja , pintu itu tampak tertutup dengan sangat rapat. Ku coba menyentuhnya, alangkah terkejutnya aku tiba –tiba saja terdengar sayup sebuah suara misterius “ kau yang ke berapa? “ tapi reflek saja ku jawab tujuh , karena itu angka kesukanku. Lalu pintu itu terbuka dengan sendirinya .

      “ wooow keren “ decak kekaguman ku persembahkan pada pintu itu.

         Aku mulai masuk kedalam, ku tepaki jalan itu santai , sungguh segala kekaguman ku persembahkan untuk tempat ini , tak seperti rupa pintu tua itu , tempat ini sungguh berbeda , terdapat ketenangan dan keindahan tiada tara disini , tak ada bandingan tempat ini dari tempat – tempat yang pernah ku kunjungi sebelumnya , terdapat keindahan dari zaman kuno hingga kini dengan berurutan , terdapat  lima foto wanita dengan pakaian sesuai zamannya , dan wanita dalam mimpiku yang pertama , masing – masing bagian bawah foto itu bertuliskan “ Amanda” , lalu aku beranjak dari sana  melangkah kedepan perlahan ,dan tampaklah sebuah taman dengan tumbuhan – tumbuhan indah dan melegenda ,begitu subur dan sangat memukau.

           “ oh tuhan apakah aku telah terjebak dalam imajinasiku sendiri?” aku mulai mencubit dan menampar pipiku sendiri , sungguh sakit sekali , tak salah lagi ini nyata .tapi kenapa ibu sembunyikan semua ini dariku?, mungkinkah ada hal lain di balik keindahan ini?seribu tanya lagi lagi menghujaniku.

         Tapi dekorasi berbeda disini , di tengah rerumputan yang berbaris teratur terdapat sebuah foto juga , seorang pria yang tengah duduk dengan gagahnya , terpikir olehku , mungkinkah dia ayah?, tak terasa mengalir sebuah butiran halus dari sudut mata ini,rasanya tak terbendung lagi , aku mulai terlarut dalam suasana , bahkan ibu tak pernah menaruh satu fotomu pun dirumah , kusentuh foto itu dengan penuh keriduan , kerinduan pada sosok seorang ayah , kerinduan yang tak dapat diucapkan dengan kata kata lagi .tapi sudahlah , ini bukan waktu menagisi, tapi mengetahui apa yang ada di balik semua ini , dengan segera , kuhapus airmata ku . lalu alangkah terkejutnya tatkala aku menyentuh foto itu terdengar suara pintu yang bergeser , aku langsung terperanjat olehnya ,mataku langsung clengak – clengok kesana – kemari , rasa waswas segera menyerbu ku , ternyata suara itu sebuah dinding di sisi kanan taman , rasa ingin tau pun menggebu- gebu dari diri ini , tanpa pikir panjang langsung saja ku masuki tempat tersembunyi dari area terlarang itu ,sungguh unik tempat ini tampak tua tapi di bangun dengan  kecanggihan super , membuat ketertarikanku mendalam pada tempat ini . aku terus berjalan , masuk dan terus masuk kedalam hingga ku temukan sebuah ruang lagi dipenuhi buku dengan barisan rapi bak barisan para prajurit , tapi diantara susunan itu ditengahnya terdapat tempat khusus dengan sebuah buku tersisih dan sebuah tempat untuk peti kecil seperti peti penyimpanan harta pada zaman kuno di bawahnya. Aku langsung menyergap buku itu , dan mulai membukanya , tapi ternyata itu bukan sebuah buku , yang ku temui didalamnya hanyalah sebuah kunci .

                      “ hah kunci ? , tapi kunci apa ya ? “ sekejap terlintas  banyak pertanyaan itu di benakku , lalu mata ini langsung saja tertuju pada sebuah benda di bawahnya ,ku coba cocokkan , ternyata benar saja ini adalah kuncinya , aku mulai berusaha membukanya , hingga akhirnya peti itu terbuka jua , alangkah terkejutnya aku , isinya bukanlah emas berlimpah , ataupun sebuah mahkota mewah seperti yang banyak ditemui dalam film, tetapi ini lebih lagi , ini seperti sumber cahaya , seperti sebuah kekuatan ,didalamnya adalah sebuah kristal berwarna biru , begitu mengkilau dan dibawahnya terdapat sebuah buku lagi ,ku pikir itu sebuah buku panduan atau sebagainya. Tapi ternyata berbeda , jantung ini berdebar kencang ntah apa maksud semua ini , rasanya seperti sebuah mimpi ataupun hanya seuntai imajinasi belaka , buku itu berjudul nama lengkapku “ Prastikama “ dengan tulisan sangat indah terbuat dari tinta. Dengan penulis Amanda I .

                     “ Ww...w wanita itu ? yang berpakaian kuno itu?!yang mengatakan hal hal aneh padaku itu? Dd...dia membuat buku bertuliskan namaku?? Siapa dia?!” perlahan dengan gemetar ku buka laman buku itu satu per satu , tak satu huruf pun ku lewati. Ternyata benar saja disinilah semua yang ku cari selama ini  tersimpan ,asal usulku , ayahku ,alasan kebungkaman ibu dan sikap anehnya padaku , disinilah kutemukan arti  sebuah nama yang ku miliki , tapi itu bukan lah sebuah arti melainkan sebuah singkatan , pemberian dari orang yang ku bilang aneh yang ternyata nenek buyutku sendiri  dialah Amanda I itu ,dia memberiku sebuah nama sebagai keturunan ketujuh yang merupakan  “ Prastikama “ singkatan dari “ pemberantas kabut kematian “ dan kristal biru itu adalah kristal suci yang digunakan untuk memusnahkan kabut itu selamanya , yang hanya bisa digunakan oleh Amanda I dan keturunan ketujuhnya .

         “ jika aku keturunan ketujuh lalu siapa keturunannya selain aku? Ibu atau ayah ,tapi orang yang bisa aku tanyai sekarang hanya ibu , mungkinkah ibu mau menjawabnya??”

        Tak terasa sudah seharian aku disana , semoga saja ibu belum pulang , aku segera merapikan segalanya hingga tak ada yang mencurigakan , segera aku keluar dari tempat itu , kulihat sepertinya ibu belum pulang . alangkah leganya .

        Aku tak habis pikir hal sebesar itu ibu sembunyikan selama ini , hal sebesar itu ibu tanggung sendiri , betapa kuatnya dia , mungkin itulah salah satu alasannya kehilangan senyuman diwajahnya ,tak ada tempat berbagi untuk dirinya untuk beban yang menyiksa jiwanya,, tapi sepertinya ada alasan tersendiri hingga dia menyembunyikan segala hal dariku , tapi tak ada pilihan hanya ibu yang bisa menjawab semua perasaan gundah ini . serselang beberapa menit tepatnya saat aku terlarut dalam lamunanku detik jari ibu membuatku tersentak .

             “ ibu sudah pulang? “

             “ yaa... kau sudah makan ? “

            “  hmm “ kujawab saja singkat sambil kusertai sebuah anggukan

            “ ibu bolehkah aku bicara hal serius bersamamu ? “

            “ tentu ... “ wajah datar dan tatapan khasnya kini tertuju padaku

            “ siapa Amanda pertama itu ? “ ibu langsung terperanjat kaget , dia tampak tak menduga aku akan menanyakan hal itu , lalu dengan wajah datarnya dia menjawab

            “ aku tidak tau ! ,sekarang sudah malam tidurlah , sudah malam “ jawaban dan ekspresi itu lagi – lagi..... sudah tak apa – apa ini baru awal Atika , aku berusaha meyakinkan diri sendiri .

        Paginya sebuah cubitan mendarat di hidungku , selamat ulang tahun sayang , semoga kau selalu jadi yang terbaik dan kesuksesan selalu menyertaimu . tapi maaf ibu lupa membelikan hadiahnya. Terdengar sedikit menyebalkan. Tapi ini juga keuntungan aku harus bisa memanfaatkan setiap keadaan dengan baik.

           “ tidak masalah ibu , tapi aku menginginkan kado yang lain, ini gak sulit kok , juga gak ngeluarin biaya , jawab saja pertanyaanku “ akul angsung menebar senyumku.

          “ pertanyaan yang sama ? sudah ku bilang aku tidak ta... “ suasana mendadak menjadi panas aku langsung memotong pembicaraan ibu .

         “ aku tau ibu kalau ibu tau jawabannya , hanya saja ibu terus mengelak ! kenapa ibu ??? , kenapa kau selalu menghindar , apa karena sesuatu yang pahit yang ibu sembunyikan? Atau apakah ini ada hubungannya dengan kematian ayah atau ada hal lainnya?? Hingga ibu selalu menghindar dan menghindar dariku . sekuat itukah seorang Amanda menahan penderitaannya ?! “ mata ibu langsung terbelalak mendengar perkataanku .

         “ cukup bicaramu itu!!! Jangan tanyakan hal hal itu lagi! Atau aku akan..... “ mendadak ku potong kalimat ibu

        “ akan apa ibu ?? , salahkah jika aku ingin tau kebenaran diriku sendiri ? leluhurku ? hingga ibu memilih bungkam seumur hidup dan menanggung segalanya sendiri ? perlahan butiran halus keluar dari sudut mataku ,tak tega rasanya meletakkan ibu di posisi ini demi mendapat segala kebenaran , aku merasa bersalah , tapi jika tidak dengan cara ini aku tidak akan pernah mengetahui apapun , terebih tentang kabut hitam itu , ntah itu memang sebuah kabut seperti sebuah kutukan atau itu sebuah kiasan .

        Aku menatap kearahnya , wajahnya tampak memerah , dia yang selama ini tak pernah tampak langsung olehku meneteskan air mata , kini mulai tampak meneteskan air matanya , dia mengepal kedua tangannya erat – erat lalu melangkah menuju pintu tanpa mengatakan sepatah katapun ,wajah kekecewaan , ketakutan dan keraguan tampak jelas di wajahnya .

       Tapi keadaan menjadi tak terduga , saat sudah di depan pintu ibu malah berbalik melangkah mendekatiku , dan bahkan duduk di sampingku. Dia tampak menghela napas panjang dan menghembuskannya perlahan , aku tak pernah menyangka sebuah kata itu akan terucap dari sudut bibirnya “ kau sungguh ingin tau yang sebenarnya ? Mungkin ini semua salahku tidak memiliki keberanian untuk memberi tahumu , rasa takut kehilangan selalu menyelimuti hatiku sejak saat itu , hingga kau harus tau semuanya dengan seperti ini , tapi kini aku sudah lihat keunikan mu , kau adalah pemilik keberanian dan semangat api itu , kini tiada lagi keraguan padaku , aku tau kau sudah masuk kesana bukan? “ aku menatap ibu , mengakuinya dan meminta maaf atas kelancanganku , lalu ibu mangatakan tidak apa – apa dan malah berbalik minta maaf padaku .

        Ibu mulai menjawab satu persatu pertanyaan dan penasaranku yang sudah sejak lama haus jawaban , sikap lembut yang selama ini dia kubur di balik sikap dinginnya kini perlahan mulai tampak , disinilah aku tau siapa ibuku sebenarnya , sosok wanita lembut yang bercerita berurai air mata , semua beban yang dia tanggung sendiri selama ini kini tampak lepas perlahan – lahan .

          “ kau ingin kelanjuttannya? “

         “ iya bu tentu “ aku penuh semangat

        “ ayo kita kesana “ ibu menunjuk ke tempat itu , tempat yang dulu selalu ibu bilang  ‘area terlarang ‘ kini dia menghadapkanku pada kelima foto yang sebelumnya sudah kulihat .

        Disana dia mulai menceritakannya ,Amanda itu bisa dibilang seperti sebuah gelar kebangsawanan pada masa itu , kisah itu di mulai saat Amanda pertama , pewaris tunggal dari salah satu kerajaan kuno legendaris , parasnya mirip sepertimu , bahkan persis , masing masing dari Amanda memiliki keunikan , sama sepertimu dia diwarisi keunikan berupa keberanian diatas keberanian dan semangat api , karena itu kau disebut sebagai reinkarnasi dari Amanda I . dia juga diwarisi sebuah benda suci kristal biru , dengan kekuatan khusus yang hanya bisa di kendalikan olehnya dan para Amanda selanjutnya .

        Sebagai keturunan pertama dia memiliki dua orang putri , tapi sayang , sang kakak bersikap egois  dan ingin menjadi pengendali  kristal tunggal , dia berusaha membunuh adiknya sendiri dan mencampur kekuatan kristal itu dengan kekuatan hitam , tapi sang ibu yang merupakan Amanda I mengetahui keburukan putri sulungnya , dia sangat murka mengutuk keturunannya sendiri dan menghukum putri sulungnya itu , kutukan itu berisi bahwa putri sulungnya itu , akan melihat orang - orang akan mati tepat didepan matanya , sebagai penebus kesalahannya oleh kabut beracun , karena tak kuat melihat semua itu Agessha memilih bunuh diri .Dan semua keturunan Amanda sesudah Amanda I tidak akan pernah bisa menggunakan kekuatan kristal itu kecuali pada keturunan ketujuhnya , yaitu Atika ku. Harapan besar kini telah ibu taruh padaku .air matanya kini telah berganti dengan senyuman manis dan kasih sayang

          “ tapi ibu... ibu keturunan ke lima , berarti aku yang ke enam “ aku menunjuk foto ibu .

         “ tidak !! kau memang  yang ketujuh , karena aku sebenarnya memiliki seorang putri juga sebelum mu , dia Anggika atau lengkapnya Pranggikama , tapi sayang ,dia sangat lemah , waktu itu dia berumur lima tahun dan hari itu tepat hari kelahiranmu , layaknya seorang anak dia juga bermain seperti teman temannya di luar rumah , tiba – tiba saja kabut itu datang , efek kabut itu sangat kuat hingga hanya kau dan aku yang selamat , ayahmu tak ingin kehilangan seorangpun putrinya , dia pergi mencari Anggika , tapi sayang sudah terlambat ,kabut itu menjalar dengan cepat ,bahkan kakakmu yang keturunan Amanda tak bisa selamat , apalagi ayahmu.tepat disaat kedatanganmu , aku kehilangan keduanya.lalu orang – orang kembali bermigrasi kesini . Tapi saat itu aku sangat trauma ,karena itu aku takut jika buku yang ditulis leluhurmu salah maka aku akan jatuh dilubang yang sama , tapi sekarang  semua ku percayakan padamu , karena ku pikir aku harus mengusir rasa takut itu“

         “aku tidak akan pernah mengecewakanmu ibu “ aku memegang erat kedua tangan itu

       Hari sudah beranjak sore , langit mulai mendung dan ditutupi awan hitam , ibu segera memanggilku ke taman untuk melihatnya , dari kejauhan tampak semua orang sudah ketakutan , keributan berserakan dimana – mana , tangisan ,dan teriakan terdengar bersahutan , itu membuatku terasa lemah ,ibu mencoba meyakinkanku dan menunjuki caranya padaku . nanti akan datang kilat yang sangat besar disertai dengan gemuruh yang menakutkan , itu adalah pertanda turunnya kabut beracun itu , lemparkan kristal itu padanya . ibu hanya diam setelah itu dan katanya hanya itu pesan yang diberitau.

       Waktu terus beralu , tiba – tiba kilat itu datang dan aku langsung melemparkan kristal itu tepat kearah kilat itu . lalu cahaya biru dari kristal itu memantul  ke segala arah , seperti tinta yang dituang kedalam air ,cahayanya semakin memutih dan menyilaukan mata hingga tak terlihat apapun lagi , kupikir aku sudah mati tapi setelah sadar ternyata aku hanya pingsan  bersama  ibu di sebelahku  dan tampak kristal itu tersandar di dekat foto ayah itu , langit kini tampak cerah dan kembai memamerkan ronanya , seakan tak pernah terjadi apapun. aku sangat gemetar apa mereka masih hidup atau sudah tiada , perlahan kuarahkan pandanganku ke bawah , “ohh syukurlah mereka selamat “

        “ ibuuuuuuu...... kita berhasil” segera kupeluk erat ibu , dia tampak menagis bahagia . kini semuanya telah kembali normal , semua yang telah terjadi adalah kado terbesar di hari ulang tahunku yang ke enambelas ini , sejak itu tempat yang selalu disembunyikan dariku , kini telah menjadi kegemaranku , tiap malam indahnya kota dan gemerlapnya bintang dilangit seakan menjadi pelengkap hariku , tak ada lagi kabut hitam beracun , kini yang ada hanya kehangatan , cinta dan kasih  sayang .

Share This Post: