PAKET UMRAH UNTUK BUNDA

Mekkah, itu kota impian Bunda dari dulu, siapa yang tak ingin kesana. Menggapai pintu Ka’bah, bersujud, berdoa, menangis, berharap doa di jabah oleh Nya. Siapa yang menolak jika diberi kesempatan untuk pergi kesana. Ini bukan hanya sekedar mimpi belaka, tapi berharap Allah mendengar doa Bunda untuk bisa sampai disana.

 

“Kapan ya Bunda bisa sampai disana?” kata Bunda lirih sambil melihat gambar ka’bah di Kalender.

 

“Mau nya Haji atau Umrah Bun?” tanya ku.

 

“Siapa pun ditanya pasti mau nya Haji lah, tapi kalau Haji mau berangkat kapan? Tahun 2025? Itu pun kalau Bunda masih sehat, nah kalau enggak gimana? Yaa Umrah aja dulu” Jawab bunda sambil berharap.

 

“Yaa berangkat Umrah aja, kan bisa tahun ini” jawab ku lagi.

 

“Mau nya sih begitu, tapi tabungan belum cukup nak” jawab Bunda pelan.

 

Aku hanya diam, tak tau lagi mau jawab apa setelah Bunda bicara seperti itu. Pasti lah butuh biaya yang cukup besar untuk kesana. Kesana kan jauh, juga butuh persiapan yang banyak.

 

Sore ini hujan turun lagi, aku hanya berdiam di kamar, sesekali aku melihat ke luar jendela, dan harapan-harapan Bunda untuk pergi Umrah sering kali melintas di benak ku.

 

“Aku bisa bantu pakai apa? Coba saja kalau dari dulu aku berpikir seperti ini, uang yang ku kumpulkan juga belum seberapa. Betapa senang nya Bunda nanti jika mimpi nya untuk menjadi tamu Allah di Ka’bah dapat terwujud”

 

Entahlah, sore ini seakan benak ku di bekukan dengan harapan-harapan Bunda tadi. Sampai pada akhirnya azan maghrib terdengar. Bunda membangun kan ku dan menyuruh ku untuk segera mengambil wudu’. Setelah Shalat Maghrib selesai, kami makan malam bersama di meja makan. Tak ada yang spesial malam ini, makan dengan diam, tanpa ada yang bicara satupun, 10 menit berlalu akhirnya Papa yang mulai membuka pembicaraan.

 

“Kapan ujian semester kalian” tanya papa memulai pembicaraan.

 

“Tanggal 10 Pa” jawab ku singkat.

 

“Fajri tanggal berapa?” tanya Papa lagi pada adik ku yang pertama. Dia kelas 1 SMP sekarang.

 

“Sama pa” jawab nya juga singkat.

 

“Kalau Reza tanggal berapa?” tanya Papa lagi pada adik ku yang ke 2.

 

“Tak tau” jawab nya spontan saja, Dia baru kelas 1 SD, wajar saja kalau tak tau.

 

Setelah itu diam lagi, dan sampai makan malam selesai kami masih diam, dan kembali ke aktifitas masing-masing. Aku kembali ke kamar ku untuk membaca sedikit pelajaran untuk besok, tapi rasa nya percuma saja, tak satupun yang masuk ke otak ku malam ini, entah apa yang ku fikirkan.

 

***

 

            Seperti biasa nya, pagi ini aku ke sekolah di antar oleh Papa, hari ini juga biasa saja, sama seperti hari-hari sebelumnya. Sekarang ulangan Akuntansi, ini memang mata pelajaran yang ku sukai, tapi entah lah hasil nya nanti. Jam istirahat ke 2, aku disodorkan sebuah surat oleh seorang guru PL, entah lah isi nya apa, aku hanya menerima, dan setelah itu ku baca, isi nya adalah Lomba Menulis Cerpen dalam rangka Memperingati Hari Bahasa. Aku tidak begitu semangat untuk mengikutinya, dan setelah ku baca hadiah yang telah disediakan adalah Juara Umum akan mendapatkan Paket Umrah dari Kota Padang.

 

            “Apa harus dapatkan ini”. Ujar ku sendiri.

 

“Apa ?”. Tanya Indah penasaran.

 

            “Ini”. Sambil ku sodorkan surat undangan tadi kepada nya.

 

            “Hahaha mau jadi Hajah usia dini ?”. jawabnya dengan tertawa sangat lepas.

 

            “Apa an sih, itu buat Bunda”.

 

            “Hoo buat bunda”. Jawabnya dengan suara sedikit melunak.

 

            Sepulang sekolah aku berusaha keras untuk menemukan apa tema yang tepat untuk ku tulis jadi bahan cerpen ku. Jalan fikiran ku tak secepat yang ku harapkan saat ini. Buntu, buntu dan Buntu. Lagi dan lagi, aku berfikir tentang mimpi Bunda untuk menginjakan kaki di Tanah Mekkah, dan tanpa ku sadari tangan ku mulai menulis tentang Kota Suci itu, 1 kalimat, 1 paragraf, 1 halaman dan selesai.

 

            Ini cerpen pertama ku selama ini, biasanya aku hanya bisa menulis puisi, dan semoga ada hadiah kecil untuk jari-jari ku ini.  Tanpa menunggu lama, aku mengirim cerpen yang entah ada makna nya atau tidak, dan akhirnya penantian panjang ku membuahkan hasil yang amat sangat diluar rencana ku. Judul cerpenku, dengan amat jelas ada nama dan alamat ku di bawahnya, berdiri pada angka nomor 1 di kolom pemenang menulis cerpen. Ini tak pernah ku banyangkan sebelumnya, sangat diluar rencana ku. Ternyata ini kado indah yang diberikan Tuhan pada ku.

 

“Pemenang mendapatkan hadiah berupa sebuah paket umrah”. Ini amat jelas tertulis di kertas koran itu.

 

Aku berlari, tersenyum, menari, tertawa, bahagia, haru, dan semuanya ku lepaskan besama langkah-langkah kecil ku. Ku buka dengan pelan pintu rumah yang tertutup rapat, aku mulai tak sabar untuk bersorak .

 

“Bundaaa”

 

“Yaah, ada apa? Apa yang terjadi dengan mu nak ?”. ini ekspresi paling cemasnya saat ini.

 

“Lihat ini, lihat, ini untuk bunda”. Mata ku pun ikut bersorak.

 

“Alhamdulillah, ini usaha mu nak, ini milik mu, dan Bunda hanya bantu do’a selama ini’

 

“Tidak, ini paket umrah buat Bunda, doa kan aku disana, ikut sertakan nama ku di depan makam kekasih Allah, doakan agar kelak kita bisa bertamu lagi ke Rumah Allah bersama-sama. Ini mimpi Bunda, dan Allah mengirim Rindu sebagai perantara Nya, kunjungilah bun”

 

Air mata bahagia Bunda tak dapat lagi disembunyikan, ini mimpi yang selama ini baru Allah jawab.             Semoga mimpi-mimpi yang masih tertanam akan segera tumbuh, dan mulai mekar. Tak ada yang lebih berarti selain membuat Bunda bahagia, ini mungkin belum seberapa dibandingkan dengan pengorbanan bunda selama ini, ini juga belum seberapa untuk membayar air mata bunda yang selalu kecewa dengan keadaan yang sering ku permainkan.

 

Allah tidak sia-sia, Ia punya skenario yang harus kita jalani tanpa bisa mengelak, dak disaat pahit Allah memberikan jalan untuk kembali, dan di saat manis, itu lah jawaban dari usaha yang kita hadapi. Dan NIAT, adalah kunci utama untuk meraih apa yang kita mau, bersama mimpi, tak satupun yang bisa melarang, dan DOA adalah akhir setelah berjuang, hanya Allah tempat terbaik untuk meminta, hanya Allah yang menyimpan hadiah terindah untuk kita. Dan Ibunda, adalah bidadari yang mengajarkan, menuntun,serta membingkin kita untuk mengenal sang maha pencipta, tidak salah jika Paket Umrah ini Buat Bunda.

Share This Post: