Goresan Tinta Indra Catri dari Amerika

Saya sangat terkejut mendengar berita tetang kepergian Drs. Syahrul Syaher yang dari dahulu sampai saat ini saya panggil dengan sebutan Uda Syahrul. Sepengetahuan saya adik-adik beliau sebagai pamong yang lebih yunior juga menyapa beliau seperti itu.

Sebetulnya satu jam sebelum beliau menghembuskan nafas terakhir saya merasa rindu berat dan menelepon beliau tapi tidak tersambung. Kemudian saya hubungi Bapak Sekda, kondisinya juga sama, jalur beliau sedang sedang dialihkan. Kemudian saya ketahui beliau sedang mengadakan rapat khusus dan mungkin HP sengaja dimatikan.


Tidak lama berselang saya didatangi Kepala Bapeda, Isman Imran yang mengabarkan bahwa Uda Syahrul Syaher sudah tiada. Innalilahi wa Inalilahirojiun: perasaaan saya sungguh terpukul, Allah tidak mengizinkan saya untuk berbicara dengan beliau disaat-saat terakhir, sulit dipercaya, tapi harus menerimanya dengan iklas sebagai sesuatu ketetapan-Nya yang tidak terbantahkan. Karenanya yang dapat saya lakukan dengan segera adalah berdo'a untuk beliau dan menyampaikan ucapan berlangsungkawa, turut berduka yang dalam kepada keluarga besar yang ditinggalkan, melalui istri beliau yang saya nilai sangat tabah menerima cobaan yang demikian cepat dan tiba-tiba ini.

Beberapa hari belakangan sebetulnya saya cukup banyak berdebat dan berdiskusi dengan beliau. Membicarakan banyak pilihan keputusan penting yang harus diambil sekaligus menggariskan tugas-tugas penting yang perlu beliau kawal dan kerjakan sebulan kedepan. Saya melakukan itu karena beliau dipandang mampu untuk menunaikannya.

Sepertinya beliau tidak menghadapi tekanan, cukup menikmati pekerjaan yang diberikan, dan tampil dengan kesehatan prima. Hight performace yang demikian yang selalu saya sukai dari beliau. Menariknya lagi: beliau selalu penuh persiapan saat berdiskusi dengan Saya yang memang beliau ketahui tidak menyukai argumen-argemen yang berkualitas rendah.

Saya mengetahui bahwa ada cukup banyak staf Pemda Agam yang tidak menyukai cara beliau bekerja yang terkesan berputar-butar dan berbelit dalam mengambil keputusan. Tapi itu tidak perlu dipermasalahkan karena saya justru menyukainya. Saya menilai, saat ini beliau adalah salah seorang staf terbaik yang dimiliki Pemda Agam yang selalu berupaya membantu unsur pimpinan mengambil keputusan berdasarkan informasi dan analisis yang akurat dan tepat.

Sebagai seorang pamong sejati beliau tidak akan pernah merekomendasikan suatu keputusan bilamana beliau tidak yakin bahwa keputusan tersebut tidak mungkin dilaksanakan dan akan menjatuhkan reputasi Pemda Agam. Beliau selalu berupaya untuk melihat semua persoalan secara proporsional, menghindari kebiasaan membesarkan masalah-masalah kecil dan tidak perlu.

Terkait dengan itu, Saya belum pernah melihat beliau marah. Sebaliknya, Saya justru sering melihat beliau berupaya menghargai keputusan yang ditetapkan secara kolektif walaupun sebelumnya berbeda pendapat dan keyakinan dengan yang pihak-pihak yang berseberangan. Loyalitas dan integritas kesemua jurusan terlihat jelas benar-benar sudah menjadi "pakaian" beliau sehari-hari.

Maknanya beliau bukanlah tipe penurut atau staf penganut aliran ABS (asal bapak senang, red) dalam bekerja walaupun dalam berinteraksi beliau selalu berupaya untuk menyenangkan semua pihak terutama unsur pimpinan. Ini menunjukan bahwa beliau memiliki kepribadian yang kompleks, matang, kenyal (liek)dan berkarakter kuat.

Pada saat Saya memerlukan seseorang staf yang generalis sekaligus idealis: beliau menyediakan diri untuk itu. Tapi tidak hanya itu yang beliau dedikasikan untuk saya dan lingkuang tempat beliau bekerja. Tampak dengan jelas betapa dihari-hari terakhir ini beliau bekerja sekuat tenaga sekaligus berupaya menularkan energi positif kepada semua pihak dalam banyak kesempatan.

Beliau memiliki rasa humor yang tinggi sekaligus memiliki kebesaran jiwa dan tidak pernah berhenti belajar. Rasanya beliau tidak pernah membanding-bandingkan diri dengan orang lain. Bahkan secara langsung pernah meminta untuk tidak diberi jabatan penting bilamana akan lebih menguntungkan bagi teman sejawat beliau dan Pemda Agam.

Berani mengakui kelemahan dan kesalahan serta dengan mudah memaafkan kesalahan orang lain adalah salah satu ciri beliau yang patut diteladani. Satu hal lagi yang saya catat:  tidak pernah rasanya satu kata pun yang terlontar dari mulut beliau didepan saya yang mengungkapkan tentang kebencian kepada seseorang ataupun tentang kelemahan orang lain. Semoga semuanya itu menjadi modal yang besar bagi beliau di alam sana.

Itulah beberapa hal yang saya catat dari banyak inspirasi yang pernah saya dapatkan dari beliau. Walaupun saya belum begitu lama berinteraksi dan bekerjasama secara intensif dengan beliau sesungguhnya dalam lubuk hati yang paling dalam Saya berharap dan bercita-cita akan melahirkan kader yang lebih banyak lagi sebagai pengganti beliau dimasa datang.

Sekali lagi: selamat jalan Uda Syahrul Syaher. Semoga diterima disisiNya. Semoga seluruh keluarga yang ditinggalkan tabah dan iklas menerima cobaan ini. Dan kami yang ditinggalkan dapat hendaknya mengambil iktibar dari rekam jejak yang uda tinggalkan. Amiiiiiin ya Rabal'alamin. (IC)

Share This Post: