ISTILAH PHOBIA DAN CARA MENGATASINYA

Beberapa anak mungkin memendam rasa takut yang berlebihan dalam menjalani hari-harinya di sekolah. Terutama pada hari-hari pertama mereka. Dalam kebungkamannya kita mungkin tidak tahu bahwa selama ini ia mengalami hal-hal yang kurang menyenangkan di sekolah. Selain takut pada lingkungan sekolah seperti takut ke kamar mandi, takut pada guru, anak–anak seperti ini biasanya juga selalu menjadi target kenakalan teman-temannya. Mereka tidak dapat melindungi diri sendiri dari anak lainnya yang lebih besar, kuat dan berpengaruh diantara teman-temannya. Akibatnya anak akan menderita, punya percaya diri yang rendah dan depresi. Nilai akademisnya akan berjalan lambat tidak sejalan dengan pertumbuhan fisiknya.

Beberapa dari mereka akan mengunci diri dan berkeyakinan bahwa tak seorangpun yang dapat menolongnya, bahkan ayah ibu mereka sendiri tidak dapat berbuat banyak. Orang tua mungkin akan menganggap persoalan itu biasa, tapi bagi mereka problem ini sangat menakutkan.

Anak yang sedemikian cenderung akan melakukan segala cara untuk menghindari pertemuannya dengan penyebab ketakutan yang ada dalam dirinya, dan sama sekali tidak ada dorongan atau pendapat rasional yang bisa mengurangi ketakutan mereka tersebut. Ketakutan seperti ini disebut dengan fobia. Ketakutan irrasional terhadap situasi, aktivitas, dan atau orang, yang hampir tiap hari dihadapi sang anak dengan intensitas dan kengerian yang tidak dialami oleh orang lain.

Menurut Elida Prayitno (2009:13) mengatakan bahwa Fobia atau fobi adalah suatu ketakutan yang tidak masuk akal namun penderita dapat menjelaskan apa penyebab dan bagaimana cara mengatasi ketakutannya itu. Para penderita fobia neurosis tidak menyadari apa yang mendasari apa yang mendasari perasaan takutnya. Reaksi mereka terhadap ketakutan itu sangat hebat yang menyebabkan penderita merasa sengsara. Jika para penderita menyadari sebab-sebab yang mendasari dari ketakutan mereka itu, maka ketakutan mereka berkurang dan bahkan dapat hilang.

            Secara umum, phobia adalah rasa ketakutan kuat (berlebihan) terhadap suatu benda, situasi, atau kejadian, yang ditandai dengan keinginan untuk ngejauhin sesuatu yang ditakuti itu. Kalau  sudah parah, penderitanya bisa terserang panik saat ngeliat hal yang dia takutin. Sesak nafas, deg-degan, keringat dingin, gemetaran, bahkan sampai tidak bisa menggerakkan badannya.

            Menurut Atkitson (2005: 253) mengatakan Istilah "phobia" berasal dari kata "phobi" yang artinya ketakutan atau kecemasan yang sifatnya tidak rasional; yang dirasakan dan dialami oleh sesorang. Phobia merupakan suatu gangguan yang ditandai oleh ketakutan yang menetap dan tidak rasional terhadap suatu obyek atau situasi tertentu. Ciri psikis adalah rasa cemas/panik, tetapi tanpa dasar yang jelas, sedangkan ciri fisik misalnya: gemetar, jantung berdebar-debar, terkadang disertai sesak nafas.

Jadi Phobia adalah rasa takut pada suatu hal atau fenomena berlebihan. Hal ini akan berdampak pada emosi seseorang. Phobia biasanya disebabkan karena seseorang mengalami trauma masa lalu dan biasanya trauma itu membekas didalam kesadarannya.

Ada 10 hal yang menjadi sumber penyebab ketakutan atau phobia, yaitu:

  1. Takut Pada Hewan  

Rasa takut pada hewan tertentu dikenal dengan istilah Zoophobia. Hewan-hewan yang menjadi faktor ketakutan di antaranya adalah ular dan tikus. Namun ada juga orang-orang yang mengalami phobia pada hewan lain, semisal anjing atau yang disebut Cynophobia, burung (Ornithophobia), laba-laba (Acarhnopobhia), serta lebah (Apiphobia).  

  1. Ketinggian  
    Selain hewan, hal lain yang menjadi faktor ketakutan adalah ketinggian atau dikenal juga dengan istilah Acrophobia. Seseorang yang menderita phobia jenis ini akan berusaha menghindari tempat-tempat tinggi. Mereka akan merasa ketegangan yang luar biasa jika terpaksa harus berada di tempat tinggi. Tak hanya itu, rasa mual, pusing, keringat dingin, serta ritme jantung yang tidak beraturan juga dialami pengidap Acrophobia.  
  2. Kegelapan  
    Selama ini, rasa takut akan gelap kerap dialami anak-anak. Namun, nyatanya banyak orang dewasa yang juga takut gelap, terlebih ketika mereka ditinggal sendiri dalam ruangan tertutup dan gelap gulita. Istilah penderita penyakit ini adalah Achluophobia. Penderita Achluophobia akan merasakan lemas pada tubuhnya 
  3. Badai, Petir, Kilat  

Seseorang yang mengalami phobia pada petir dikenal juga dengan istilah pengidap brontophobia. Saat “berhadapan” dengan petir, Penderita Brontophobia bisa mengeluarkan keringat dingin dan jantung akan berdegup kencang. Sehingga mereka akan menolak keluar ruangan jika terjadi hujan petir. Mereka bahkan bisa bersembunyi di balik pintu, menutup kepala dengan bantal atau melakukan semua hal untuk menghindari petir.  

 

  1. Jarum Suntik  

Belonephobia atau ketakutan berlebihan pada jarum suntik juga sering dialami sebagian orang. Seorang yang menderita phobia jarum suntik akan merasakan takut yang luar biasa ketika harus melihat atau berhubungan langsung dengan jarum suntik. Secara fisik, jarum suntik memang menakutkan dan bisa menimbulkan rasa sakit ketika ditusukkan ke bagian tubuh kita. Bayangan itu bisa terus menerus menghantui penderita Belonephobia.  

  1. Keramaian  
    Seseorang yang menderita Agoraphobia (takut keramaian) biasanya akan terlihat sangat cemas saat berada di tengah-tengah kerumunan orang. Jika orang yang berada di sekitarnya semakin lama semakin bertambah maka ia akan berusaha kabur dan menghindar. Mereka yang menderita Agoraphobia lebih suka menyendiri.  
  2. Takut Pada Angka 13  

Triskaidekaphobia adalah perasaan takut berlebihan terhadap angka 13. Bagi seseorang yang menderita phobia jenis ini, angka 13 dianggap sebagai angka kramat yang memiliki daya magis. Konon, siapa yang berhubungan dengan angka ini akan berdampak pada kesialan. Di beberapa tempat, kepercayaan ini ditunjukkan dengan dilewatkannya angka 13 dalam urutan lantai gedung.  

  1. Takut Pada Benda-Benda Tertentu  

Ada beberapa orang yang takut pada benda-benda tertentu yang sebetulnya bisa menjadi tidak wajar bagi orang awam. Misalnya saja ketakutan pada boneka atau yang dikenal dengan Pediophobia. Ada juga orang yang takut dengan karet gelang, kancing, dan benda-benda lainnya. Berbagai cara akan mereka lakukan agar tidak sampai melihat, apalagi bersentuhan dengan benda-benda tersebut.  

  1. Ruangan Sempit  

Jenis phobia dengan nama lain Claustrophobia ini akan muncul ketika berada di dalam ruangan sempit seperti lift, kamar mandi yang berukuran kecil, dan tempat-tempat sempit lainnya. Mereka cenderung akan mulai gugup, berkeringat, serta kehabisan napas saat berada di ruang yang sempit. Apabila ada orang yang menderita Claustrophobia sebaiknya diberikan tempat duduk di dekat jendela atau lebih baik memilih naik eskalator atau memakai tangga ketimbang mengunakan lift.  

  1. Berbicara di Depan Orang Banyak  

Istilah untuk ketakutan berbicara di depan umum adalah Glossophobia. Mereka yang menderita phobia ini selalu berusaha menghindari kesempatan untuk berbicara di depan publik. Demam panggung adalah salah satu contoh sederhana dari Glossophobia. Mereka yang mempunyai phobia ini biasanya menunjukkan gejala takut, gelisah, keluar keringat dingin, merasa tertekan, panik, hingga mual. 

      Menurut Bagby dan Shafer (19) dalam Elida Prayitno (2009:14) mengemukakan penyebab penderitaan fobia yaitu :

  1. Pengalaman yang menyakitkan atau menakutkan akan menimbulkan pengalaman traumatik.

Pengalaman yang sangat menyakitkan atau menakutkan yang menimbulkan trauma itu, biasanya dialami pada masa kanak-kanak. Misalnya pengalaman traumatik yang berkaitan dengan hal-hal yang memalukan atau peristiwa yang terlarang. Oleh karena itu penderita menghindari pikiran atau ingatan berkenaan dengan peristiwa yang sangat memalukan itu dan tidak ingin diketahui oleh orang lain. Pikiran atau ingatan yang memalukan itu disingkirkan oleh penderita dari kesadarannya dengan menekannya kealam bawah sadarnya, sehingga dia lupa.

  1. Fobia muncul karena perasaan bersalah atau berdosa yang sangat tinggi.

Situasi yang memalukan dicegah agar situasi itu tidak muncul dlam kesadaran. Namun ketakutan atau fobia tidak akan muncul jika penderita memiliki memiliki hubungan  yang harmonis, bahagia, aman dan damai dengan orang tua  semasa kanak-kanak dan setelah berkeluarga dan menikah.

  1. Fobia terhadap objek tertentu dapat menyebabkan pobia terhadap objek lain. Dengan kata lain fobia dapat merembet kepada ketakutan kepada objek lainya.
  2. Selain itu salah satu penyebab fobia adalah Imajinasi yang berlebihan dapat juga menyebabkan phobia.

Cara Mengatasi Phobia

  • Hypnotheraphy: Penderita phobia diberi sugesti-sugesti untuk menghilangkan phobia.
  • Flooding: Exposure Treatment yang ekstrim. Si penderita phobia yang ngeri kepada anjing (cynophobia), dimasukkan ke dalam ruangan dengan beberapa ekor anjing jinak, sampai ia tidak ketakutan lagi.
  • Desentisisasi Sistematis: Dilakukan exposure bersifat ringan. Si penderita phobia yang takut akan anjing disuruh rileks dan membayangkan berada ditempat cagar alam yang indah dimana si penderita didatangi oleh anjing-anjing lucu dan jinak.
  • Abreaksi: Si penderita phobia yang takut pada anjing dibiasakan terlebih dahulu untuk melihat gambar atau film tentang anjing, bila sudah dapat tenang baru kemudian dilanjutkan dengan melihat objek yang sesungguhnya dari jauh dan semakin dekat perlahan-lahan. Bila tidak ada halangan maka dapat dilanjutkan dengan memegang anjing dan bila phobia-nya hilang mereka akan dapat bermain-main dengan anjing. Memang sih bila phobia yang dikarenakan pengalaman traumatis lebih sulit dihilangkan.
  • Reframing: Penderita phobia disuruh membayangkan kembali menuju masa lampau dimana permulaannya si penderita mengalami phobia, ditempat itu dibentuk suatu manusia baru yang tidak takut lagi pada phobia-nya.

Dengan hipnoterapi, Anda akan dibimbing untuk menemukan penyebab phobianya, kemudian dilakukan pembelajaran ulang atas peristiwa penyebab fobia tersebut. Dengan pemahaman yang baru mengenai peristiwa traumatis tersebut, maka fobia akan sembuh seketika dan tidak kambuh dalam waktu yang sangat lama atau bahkan selamanya.

Share This Post: